Kamis, 01 Maret 2012

wisata kota bandung

Taburan Sejarah Wisata Kota Bandung

Taburan Sejarah Wisata Kota Bandung Gedung Sate --
PADA setiap akhir pekan, akses jalan menuju Kota Bandung, terutama dari Jakarta, hampir tak pernah sepi. Kepadatan kendaraan dan kemacetan selalu terjadi, bahkan tidak jarang panjangnya hingga berkilo-kilo meter.

Keberadaan Tol Cipularang yang awalnya dibangun untuk memperlancar arus lalu lintas Jakarta-Bandung pun pada akhirnya tak mampu menampung kepadatan kendaraan yang kian hari kian membludak jumlahnya. Kalaupun mau lewat jalur lain, jalur Puncak, Bogor, misalnya, sama saja. Bahkan mungkin jauh lebih macet.

Namun, kondisi itu tetap saja tidak membuat orang kapok pergi ke kota berjuluk Parisj van Java itu. Bandung sudah terlanjur dikenal sebagai destinasi wisata belanja dan kuliner yang mak nyus. Untuk hal yang satu ini, tidak ada yang berani membantah.

Dengan hawanya yang sejuk, Bandung memang menjadi pilihan terbaik, terutama bagi warga Jakarta untuk mencari suasana yang berbeda. Walaupun sebetulnya untuk beberapa hal, seperti kemacetan di dalam kota, Bandung hampir tidak ada bedanya dengan Jakarta.

Namun, ada satu pesona lagi yang sering kali terlupakan dari Bandung, yakni wisata warisan sejarah yang tak kalah menarik dan tak kalah eksotis dengan ragam pesona Bandung lainnya.

Gedung tempat Gubernur Jawa Barat berkantor saat ini atau yang dikenal dengan nama Gedung Sate bahkan merupakan salah satu warisan wisata yang punya sejarah panjang.

Pada zaman kolonial Belanda, Gedung Sate masih bernama Gouvernements Bedrijven disingkat GB atau yang berarti Pusat Instansi Pemerintahan.

Langgam arsitektur Gedung Sate terinspirasi gaya bangunan Italia di zaman renaisans yang memberikan kesan anggun, indah, megah, dan monumental.

Bangunan ini merupakan perpaduan antara gaya Timur dan Barat yang ditunjukkan sebagai bentuk identitas arsitektur tradisional Indonesia dengan kemahiran konstruksi Barat. Penataan bangunan pada umumnya berbentuk simetris, indah, dan unik.

Konsep yang sama juga bisa dilihat pada bangunan induk Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Gaya arsitektur ini sering disebut sebagai Indo Europeeschen Architectuur Stijl atau gaya arsitektur Indonesia Eropa.

Gedung Merdeka

Destinasi lain yang tak kalah fenomenal dari sisi sejarahnya ialah Gedung Merdeka. Pada 1895, untuk pertama kalinya sebuah gedung besar dibangun di pusat Kota Bandung, tepatnya di Jalan Asia- Afrika.

Sejak awal dibangun, pada masa penjajahan Eropa, gedung yang dulunya bernama Societeit Concordia ini digunakan sebagai tempat rekreasi bagi orang-orang Eropa di Bandung. Setiap akhir pekan atau hari libur, para pemilik perkebunan yang berada di wilayah Jawa Barat, beramai-ramai turun gunung untuk berlibur. Pada malam harinya digunakan sebagai pertunjukan kesenian atau acara hiburan.

Gedung ini sempat mengalami renovasi pada 1920 dan 1928 sehingga menjadi gedung dalam bentuk yang sekarang. Pada masa pendudukan Jepang gedung berganti nama menjadi Dai Toa Kaman dengan fungsinya sebagai pusat kebudayaan.

Nama Gedung Merdeka diberikan oleh Presiden Soekarno setelah gedung ini diambil alih pemerintah Indonesia pascakemerdekaan. Pergantian nama dilakukan menjelang Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955. Sejak 24 April 1980 Gedung Merdeka ini dijadikan Museum Konferensi Asia Afrika.

Gedung Merdeka boleh dikatakan sebagai salah satu saksi bisu perkembangan Kota Bandung. Ia menjadi saksi bagaimana sebuah kota yang dahulu merupakan kota pengasingan bertransformasi menjadi kota metropolitan.

Saat ini dipakai pula sebagai Sekretariat Pusat Penelitian serta Pengkajian Masalah Asia Afrika dan Negara-Negara Berkembang. Kegiatannya, antara lain, mengadakan ceramah, diskusi, serta sebagai tempat perpustakaan.

Nah, bagi Anda yang sering menghabiskan akhir pekan di Bandung, sekali-sekali tidak ada salahnya menyambangi tempattempat bersejarah nan menawan tersebut.

Sekaligus membuktikan bahwa Bandung memang cocok disebut sebagai Parisnya Jawa, tempat bangunan-bangunan sejarah menjadi magnet dan sajian wisata yang sangat mengasyikkan. (*/S-1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar